Mungkin dari kalian ada yang sedang mencaritahu atau sekedar penasaran bagaimana sebenarnya proses budidaya ayam petelur.
Untuk mengetahui bagaimana prosesnya, pada pembahasan dalam artikel wikicau kali ini akan dijelaskan proses pembudidayaan ayam petelur.
Sebelum mengetahui proses dan cara pembudidayaan, sebaiknya kita mengetahui bahwa budidaya ayam petelur merupakan salah satu pembudidayaan atau ternak yang termasuik paling diminati dalam seegi bisnis.
Karena budidaya atau ternak ayam petelur menghasilkan produk yang akan dikonsumsi oleh manusia dari kalangan bawah hingga atas.
Sehingga konsumsi telur di masyarakatpun tidak akan pernah habis dalam waktu lama, untuk itu jika kita telah berhasil melakukan budidaya dengan jaringan atau pemasaran yang jelas pasti akan sangat menjanjikan.
Namun, meskipun konsumen bisnis ini cukup banyak tetapi tidak semudah yang dibayangkan ternyata.
Untuk mengetahui lebih jelas, simak beberapa tahapan dalam melakukan budidaya ayam petelur.
Baca juga:
1. Jenis Ayam Petelur
Pasti kamu pernah melihat telur ayam yang berwarna putih ataupun coklat bukan.
Telur yang di hasilkan berbedaa tergantung jenis ayam petelur itu sendiri, ayam petelur sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu ayam petelur ringan dan juga medium.
1.1. Ayam Petelur Ringan
Jenis ayam petelur pertama adalah ayam petelur ringan, ayam ini disebut ayam petelur ringan karena bobot tubuhnya yang memang ringan.
Dibandingkan dengan jenis ayam petelur lain, ayam petelur ini memiliki tubuh yang kurus dengan jengger berwarna merah.
Ayam ini memiliki bulu putih dan telur yang dihasilkannyapun berwarna putih, ukuran telur ayam ini lebih kecil dari telur berwarna coklat.
Ayam petelur ini dapat menghasilkan lebih dari 250 butir telur per ekor setiap tahunnya dan hanya bisa menhasilkan telu bukan sebagai ayam yang dapat dikonsumsi dagingnya.
1.2. Ayam Petelur Medium
Janis ayam petelur yaang kedua adalah ayam petelur medium, ayam ini memiliki bulu berwarna coklat dan telur yang berwarna coklat juga.
Ayam petelur medium memiliki ukuran tubuh dan bobot yang lebig besar dibandingkan dengan ayam petelur ringan.
Telur yang dihasilkan setiap tahunnyapun sedikit lebih banyak dari ayam petelur ringan yaitu kurang lebih 300 butir.
Berbeda dengan ayam petelur ringan, ayam petelur medium masih bisa dikonsumsi dagingnya meskipun tidak sepeti ayam broiler teksturnya.
2. Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit yang unggul sangat memiliki dampak besar bagi pembudidaya ayam petelur.
Pasalnya jika kamu memilih bibit ayam petelu yang tidak sehat akan menyebabkan resiko penularan penyakit pada ayam lainya semakin besar.
Hal tersebut bisa berdampak lama dan juga mempengaruhi hasil produksi yang didapatkan, jadi pastikan untuk memilih bibit yang unggul.
Bibit unggul itu sendiri dihasilkan dari ayam yang sehat dan berasal dari indukkan yang sehat pula.
Untuk mengetahui bibit ayam tersebut unggul atau tidak, kamu bisa mengecek beberapa diantaranya:
- Indukkan bibit tersebut sehat
- Tidak cacat
- Memiliki bulu yang halus dan padat
- Lincah dan memiliki nafsu makan baik
- Memiliki berat kurang lebih 40 gram
- Tidak terdapat bekas tinja pada duburnya
3. Persiapan Kandang
Tahap selanjutnya yaang tidak kalah penting adalah mempersiapkan kandang yang tepat, mulai dari lokasi hingga sistem kandang yang akan dibuat.
Seperti biasanya beternak hewan ternak tentunya harus tetap menjaga lingkungan.
Pastikaan lokasi kandang yang dipilih jauh jdari pemukiman warga, namun tetap mudah dijangkau khususnya untuk pemasaran.
Jangan hanya karna memilih lokasi yang jauh dari pemukiman, kamu memilih tempat sperti dekat hutan ataupun pegunungan.
Hal itu tentu juga akan menyulitkan dalam hal pemasaran telur yang akan dihasilkan oleh ternak.
Setelah mendapatkan lokasi yang tepat, tahap selanjutnya kamu bisa memilih sistem kandang.
Biasanya untuk ayam petelur menggunakan dua sistem kandang yaitu kandang koloni atau kelompok dan juga kandang individu.
Kandang koloni dibuat dengan tujuan menampung beberapa ayam dalam sebuah kelompok.
Menggunakan kandang koloni atau kelompok bisa menjadi pilihan karena akan lebih menghemat dalam segi biaya namun lebih sulit dalam pengontrolan ayam petelur itu sendiri.
Sedangkan jika menggunakan kandang individu, kamu bisa membuat sekat antara satu ayam dengan yang lainnya.
Hal ini tentunya membutuhkan biaya lebih banyak namun akan lebih mudah mengontrol ternak dan juga telur yang dihasilkan.
Suhu dalam kandang juga harus dijaga berkisar antara 30 sampai 35 derajat celcius dengan kelembaban kurang lebih 65%.
Sediakan tempat pakan, minum dan juga tempat ransum bagi ternak serta tempat untuk suplemen ayam yang akan diberikan.
Selain itu juga berikan penerangan berupa lampu, alas lantai, tenggeran dan juga tempat untuk ayam bertelur.
4. Pemberian Pakan
Pemberian pakan bagi ayam petelur sangatlah penting dan harus diperhatikan baik-baik.
Karena ayam akan tetap produktif menghasilkan telur juga tergantung dari asupan pakan yang diterima.
Kamu harus mengethui fase-fase dalam pemberian pakan bagi ayam petelur yang memiliki dua fase utama.
Fase pertama adalah fase dimana ayam masih berumur 0 sampai 4 minggu yaitu tiap ekor ayam membutuhkan lebih dari 1500 gram pakan.
Sedangkan fase kedua yaitu pada usia 4 sampai 6 minggu ayam petelur membutuhkan lebih dari dua kali lipat pada fase pertama yaitu antara 3500 sampai 4000 gram/ekor tiap harinya.
Selain pakan utama, ayam petelur juga membutuhkan suplemen untuk daya tahan tubuhnya dan tidak mudah terserang penyakit.
Suplemen yang diberikan juga dapat meningkatkan hasil panen telur yang akan dihasilkan oleh tiap ekor ayam petelur.
Untuk ayam petelur sendiri berada pada masa produktifnya sekitar 2 tahun dari awal ayam mulai bertelur.
Nah itulah beberapa tahapan yang bisa kamu lakukan untuk memulai berbisnis ternak ayam petelur, jika budidaya dilakukan dengan baik maka hasil yang didapatkanpun akan memuaskan. Semoga berhasil