Burung dengan nama latin Macrocephalon maleo ini merupakan burung endemik Sulawei.
Maleo termasuk ke dalam burung langka dan dilindungi pemerintah.
Karena habitatnya yang sudah semakin tergerus oleh kegiatan manusia, jumlahnya kian berkurang di alam bebas.
Berbagai macam upaya telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya ialah upaya penangkaran.
Maleo termasuk jenis burung yang unik, baik itu dari segi fisik ataupun tingkah lakunya di alam liar.
Maleo memiliki tonjolan di kepala yang tidak seperti burung lainnya.
Burung ini juga bertelur dengan cara yang berbeda dari burung-burung jenis lainnya.
Tidak hanya itu, anakan Maleo yang baru menetas dapat langsung terbang.
Unik sekali bukan? Berikut ini adalah informasi lengkap mengenai Burung Maleo.
Baca juga:
- 5 Jenis Sarang Burung Walet Paling Mahal
- Lovebird Euwing: Jenis Lovebird Paling Mahal
- Karakteristik dan Persebaran Burung Decu
Ciri Fisik Burung Maleo
Maleo memiliki fisik yang lebih terlihat seperti ayam dibandingkan burung.
Kakinya panjang, kekar, dan berwarna abu-abu.
Kulit sekitar mata berwarna kuning, dan irisnya berwarna merah kecoklatan.
Sebagian besar bulunya, dari leher, badan, sayap hingga ekor berwarna hitam pekat.
Bulu dibagian paha dan tunggir berwarna merah muda pudar.
Maleo memiliki tonjolan yang besar di bagian kepalanya. Membuatnya semakin terlihat unik dan eksotis.
Namun tonjolan di kepala Maleo bukan hanya sebagai hiasan belaja, melainkan memiliki fungsi khusus.
Tonjolan tersebut berfungsi untuk mendeteksi suhu panas di tempat-tempat yang akan digunakan untuk menyimpan telurnya.
Cara Burung Maleo Bertelur
Burung Maleo betelur dengan cara menyimpan telurnya di dalam pasir ataupun tanah.
Ya, Burung Maleo tidak bertelur dengan membuat sarang di dahan pohon, melainkan di dalam pasir atau tanah.
Saat akan bertelur, sang pejantan akan menggali pasir di pantai atau tanah di hutan dengan ukuran yang cukup besar.
Kemudian setelah tanah selesai di galir, Maleo betina akan mengeluarkan telurnya di lubang tersebut.
Satu lagi keunikan dari Maleo, yaitu ukuran telurnya yang sangat besar.
Rata-rata Burung Maleo dewasa memiliki tubuh seukuran ayam, namun untuk ukuran telurnya dapat mencapai hingga 6 kali lipat telur ayam.
Mungkin ukuran telurnya itulah yang membuat Maleo betina pingsan setelah bertelur.
Dalam sekali bertelur, Maleo hanya menelurkan satu telur saja.
Telur akan menetas dalam waktu 60 hari.
Telur menetas dengan bantuan panas pasir yang disinari oleh matahari.
Daerah Persebaran Maleo di Indonesia
Saat ini populasi Burung Maleo di Indonesia kian sedikit dan statusnya menjadi burung langka yang dilindungi.
Hal ini dikarenakan habitatnya yang semakin berkurang karena aktivitas manusia, ditambah lagi mereka hanya bertelur 1 butir dalam 1 periode.
Untuk daerah persebarannya sendiri, Maleo tersebar di hutan topis Pulau Sulawesi.
Maleo memang diketahui sebagai hewan endemik Sulawesi.
Keunikan Burung Maleo Lainnya
Seperti yang sudah Wikicau.com tulis diatas bahwa Maleo merupakan burung yang memiliki banyak keunikan.
Maleo hanya kawin dengan pasangan yang sama selama hidupnya, seperti Burung Merpati.
Tidak seperti anakan burung jenis lain saat baru menetas belum bisa terbang, anakan Burung Maleo yang baru menetas dapat langsung terbang.
Hal ini dikarenakan ukuran telur yang besar serta mengandung banyak nutrisi, sehingga embrio mendapatkan asupan yang cukup selama berada di dalam telur.
Jadi setelah menetas, anakan Maleo sudah dalam kondisi fisik yang kuat untuk terbang.
Referensi:
- https://www.jalaksuren.net/keunikan-burung-maleo/
- https://www.mongabay.co.id/2014/09/13/maleo-burung-endemik-sulawesi-yang-masih-menyisakan-teka-teki/
- https://regional.kompas.com/read/2018/03/23/14120901/kelestarian-burung-maleo-terancam-habitatnya-diganggu-aktivitas-manusia